Tidak semua orang tahu pengertian uang. Padahal setiap hari mencarinya. Hampir segala barang di dunia dapat dibeli dengan benda pemilik nama lain duit itu. Jangankan saat hidup, sebelum lahir dan sesudah meninggal pun banyak kebutuhan manusia yang masih memerlukan uang.
Bahan pembuatan uang dari kertas dan logam biasa. Bukan sutra, emas, ataupun perak. Meski begitu, nilai uang sangat tinggi. Silakan tukar saja dengan barang lain. Uang pasti dihargai sesuai nominal yang tertera. Padahal, harga bahan atau nilai intrinsiknya lebih murah.
Fungsi uang sangat banyak. Bukan hanya sebagai alat jual dan beli. Sejarah uang juga panjang. Mulai dari sistem barter sampai kebutuhan manusia akan alat tukar perdagangan. Detailnya akan uangindonesia.com uraikan di bawah. Kali saja Anda penasaran syarat dan jenis-jenis uang masa depan.
Pengertian uang
Dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
Dalam ekonomi tradisional, pengertian uang didefinisikan sebagai alat tukar. Tidak hanya uang seperti sekarang ini, benda lain seperti emas, perak, bahkan garam pun bisa dijadikan uang barang. Syaratnya ialah benda itu diterima secara umum oleh seluruh masyarakat setempat.
Ilmu ekonomi modern mendefinisikan pengertian uang lebih luas lagi. Bukan hanya sebagai alat pembayaran jual beli barang, jasa, dan kekayaan lain, melainkan juga pembayaran utang. Beberapa ahli menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Sejarah uang
Jangankan uang kerts dan logam sekarang, pertukaran barang secara barter pun dulu belum dikenal manusia. Kehidupan saat itu tidak sekompleks sekarang. Manusia memenuhi kebutuhan sendiri-sendiri dengan sangat sederhana
Mereka pergi berburu jika lapar. Butuh pakaian tinggal membuat dengan bahan kulit binatang ataupun pohon. Ingin makan makanan lain, pergi ke hutan untuk mencari dan memetik buah yang diinginkan. Begitu seterusnya.
Namun seiring waktu berjalan, kebutuhan hidup manusia tambah banyak. Apa yang mereka peroleh tidak bisa memenuhi kebutuhan sendiri secara menyeluruh.maka dicarilah cara tukar-menukar barang antara individu satu dengan yang lain. Cara ini dikenal sebagai sistem barter.
Sistem barter
Sistem barter digunakan cukup lama, hingga berabad-abad. Sampai akhirnya manusia mendapati kendala pada sistem tersebut karena kehidupan lebih kompleks lagi.
Kendala pada sistem barter misalnya sulit ketemunya dua orang pemilik barang yang saling membutuhkan satu sama lain. Misal, Si A punya buah dan butuh ikan, ketemunya dengan B yang punya ikan tetapi butuhnya bukan buah, melainkan pakaian.
Uang barang
Menghadapi masalah seperti di atas, manusia memikirkan lagi hingga menemukan solusi baru. Yaitu menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar. Benda yang ditetapkan biasanya yang dapat diterima secara umum. Contohnya pada orang Romawi zaman dulu menggunakan garam.
Kalau diilustrasikan pada si A dan B di atas, maka seperti ini. A menemui penghasil garam dan menukarnya dengan buah. Setelah garam dimiliki, barulah menemui B yang memiliki ikan. Meskipun butuhnya pakaian, B menerima garam karena sudah ditetapkan sebagai uang barang. Sehingga B pun akan lebih mudah lagi menukarnya dengan orang lain yang memiliki pakaian.
Meski lebih mudah dari sistem barter, seiring perkembangan kehidupan manusia yang lebih kompleks, sistem uang barang memiliki kelemahan juga. Hal ini karena uang barang tidak mempunyai pecahan kecil sehingga kesulitan menentukan nilai, penyimpan dan pengangkutan yang susah, dan mudah hancur atau tidak tahan lama.
Akhirnya dicarilah benda yang mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
- Diterima secara umum
- Lebih mudah dibawa, dan tahan lama
Benda tersebut ialah uang logam yang bahan pembuatannya dari emas dan perak.
Pada waktu itu pemilik uang logam berhak penuh atas uang tersebut. Ia bebas menimbun sebanyak-banyaknya bahkan menempa untuk dijadikan perhiasan pun tak ada larangan. Hingga muncul ketakutan pedagangan makin maju tidak bisa dilayani oleh uang logam. Hal ini mengingat jumlah emas dan perak yang terbatas.
Lagi pula, uang logam juga akan menemui kendala lain jika dalam transaksi tukar-menukar menukar berskala besar. Jumlah yang dibutuhkan makin banyak tentu akan menyulitkan dipindahtangankan. Sampai akhirnya terciptalah uang kertas.
Namun, jangan salah. Uang kertas yang beredar saat itu adalah bukti kepemilikan emas atau perak. Kertas-kertas itu dijamin seratus persen oleh emas dan perak yang tersimpan pada pandai. Sewaktu-waktu uang ini dapat ditukar kembali dengan jaminannya secara penuh.
Pada perkembangan selanjutnya, inilah yang menjadi cikal bakal uang yang kita pakai seperti sekarang ini. Orang-orang tidak lagi menggunakan emas secara langsung untuk transaksi. Mereka lebih suka memakai kertas-kertas bukti tersebut.
Fungsi uang
Sudah dijelaskan di atas, fungsi uang sebagai perantara pertukaran barang dengan barang, menghindari sistem barter yang banyak menemui kendala, sehingga diharapkan transaksi perdagangan menjadi lebih mudah. Namun, secara lebih rinci dibedakan menjadi dua. Yaitu fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi asli dibagi menjadi tiga:
- Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran
- Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) : Menunjukan nilai barang/ jasa (alat penunjuk harga), dan sebagai satuan hitung yang mempermudah pertukaran.
- Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta).
Fungsi turunan dibagi menjadi:
- Uang sebagai alat pembayaran yang sah.
- Uang sebagai alat pembayaran utang.
- Uang sebagai alat penimbun kekayaan.
- Uang sebagai alat pemindah kekayaan.
- Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi
Syarat-syarat uang
Suatu benda dapat dijadikan sebagai uang jika memenuhi syarat-syarat berikut:
- Benda itu harus diterima secara umum (acceptability)
- Untuk memenuhi kriteria poin 1, benda tersebut harus bernilai tinggi atau setidaknya dijamin oleh pemerintah
- Terbuat dari bahan yang bisa tahan lama (durability)
- Kualitasnya sama (uniformity)
- Jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat akan uang tersebut
- Tidak mudah dipalsukan (scarcity)
- Mudah dibawa (portable)
- Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility)
- Memiliki cenderung stabil dari waktu ke waktu (stability of value).
Jenis uang
Berdasarkan jenisnya, uang dibagi menjadi dua. Yaitu uang kartal dan uang giral.
- Uang kartal adalah alat bayar yang sah dan wajib digunakan oleh masyarakat dalam melakukan transaksi jual beli sehari-hari (common money).
- Uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan, contoh cek.
Uang menurut bahan pembuatannya
- Uang logam
Adalah uang yang terbuat dari logam. Dipilih menggunakan logam karena bisa tahan lama. Pada awal kemunculannya dibuat dengan bahan emas atau perak. Semakin tinggi kadarnya semakin tinggi pula daya tukarnya. Dengan begitu uang seperti ini memiliki tiga nilai: Nilai intrinsik, yaitu nilai bahannya. Nilai nominal, yaitu nilai yang tercetak/tercantum pada uang tersebut. Nilai tukar, yaitu nilai daya tukarnya. Misal Rp500.00 nilai tukarnya dapat permen, Rp10.000.00 nilai tukarnya bisa dapat sepiring nasi.
- Uang kertas
Yaitu uang yang terbuat dari bahan kertas. Uang jenis ini hanya memiliki nilai nominal dan nilai tukar yang tinggi, sedangkan nilai intrinsiknya tidak. Begitu juga pada zaman sekarang, uang logam dibuat dengan logam biasa sehingga nilai intrinsiknya tidak sebanding dengan nilai nominal.
Menurut nilainya uang dibedakan menjadi dua:
- Uang penuh (full bodied money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut.
- Uang tanda (token money). Uang tanda adalah apabila nilai yang tertera pada uang lebih tinggi daripada nilai bahan yang digunakan untuk membuatnya. Dengan kata lain nilai nominal lebih besar daripada nilai intrinsik. Misal, untuk membuat uang Rp1.000,00 pemerintah mengeluarkan biaya Rp750,00.
Teori nilai uang
Teori nilai uang dibagi menjadi dua. Yaitu teori uang statis dan teori uang dinamis.
- Teori uang statis
Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai uang yang diakibatkan perkembangan ekonomi. Teori ini dibuat dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan seperti: apakah sebenarnya uang? Mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar?
Teori ini meliputi:
- Teori metalisme. Teori yang hampir sama dengan pengertian nilai intrinsik.
- Teori konvensi. Teori yang menyatakan uang bisa diterima secara umum di masyarakat karena atas dasar perjanjian/mufakat.
- Teori nominalisme. Teori ini menyatakan diterimanya uang berdasarkan nilai daya belinya.
- Teori negara. Teori ini menyatakan bahwa uang adalah benda yang ditetapkan oleh negara yang berfungsi sebagai alat tukar dan alat bayar. Jadi nilainya pun ditetapkan oleh pemerintah yang diatur oleh undang-undang.
- Teori uang dinamis
Kalau teori diatas tidak mempersoalkan perubahan nilai uang, maka teori uang dinamis ini adalah sebaliknya.
Teori ini meliputi:
- Teori kuantitas. Pada teori ini David Ricardo menyatakan kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Kemudian Irving Fisher menyempurnakan teori diatas dengan menyatakan tidak hanya tergantung pada jumlah saja, melainkan juga pada kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang memengaruhi nilai uang.
- Teori persediaan kas. Teori ini menyatakan bahwa perubahan nilai uang tergantung dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.
- Teori ongkos produksi. Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.
Itulah pembahasan tentang uang. Mulai dari pengertian, sejarah, fungsi, syarat, jenis, dan sampai teorinya. Jika ada yang salah, ingin megoreksi, menambahkan informasi lain, atau pun sekadar bertanya, silakan tuliskan di kolom komentar bawah.