Masyarakat memang menyebutnya dengan nama uang kertas. Namun, bukan berarti uang kertas Indonesia serta-merta dibuat dari kertas biasa. Pasti ditambahkan bahan khusus agar meskipun digunakan sehari-hari dan terus-menerus bisa lebih awet.
Bahan tambahan itu ternyata kapas. Dengan mencampurkannya bahan ini menjadikan rupiah tidak mudah sobek meski ditarik-tarik, tidak mudah terbelah walau dilipat bolak-balik berkali-kali, dan tidak mudah luntur serta hancur saat terendam bersama cucian pakaian.
Itu rupiah negara kita. Bagaimanakah dengan uang negara lain? Karena beda mata uang, tentu beda pula bahan, proses, dan percetakannya. Tiap negara seakan-akan berlomba menciptakan uang dengan kualitas terbaik. Tujuannya selain biar awet, juga agar tidak gampang dipalsukan yang akhirnya merugikan.
Baca: Apa saja bahan pembuatan uang kertas dan logam Indonesia?
Bahan-bahan pembuatan uang kertas di berbagai negara
Nama-nama bahan campuran uang kertas dari berbagai negara yang akan disebutkan di sini secara mayoritas saja. Maksudnya tidak terperinci banget. Contohnya rupiah, di atas disebutkan dicampur kapas. Akan tetapi sebenarnya ada dua yang terbuat dari polimer. Yaitu Rp100.000,00 dan Rp50.000,00 tahun emisi 1999 (sudah ditarik dari peredaran).
1. Negara Inggris
Mata uang resmi dari negara beribu kota London ini bernama pound sterling. Bank sentral yang bertugas membuat dan mengedarkannya adalah Bank of England. Menurut informasi dari situs webnya, lembaran-lembaran kertas alat transaksi mereka dibuat menggunakan bahan bernama substrat.
Substrat adalah sebuah jenis kertas yang diproduksi oleh perusahan khusus. Bahan bakunya selain dari kapas, juga ada tambahan campuran kain. Proses pembuatannya meleburkan semua dengan air dan kemudian dibentuk seperti kertas gulungan. Baru selanjutnya dicetak menjadi uang.
2. Uni Eropa
Uni Eropa adalah sebuah organisasi yang beranggotakan beberapa negara di kawasan Benua Biru. Meski awalnya memiliki mata uang sendiri-sendiri, saat ini mereka sepakat untuk menggunakan mata uang tunggal euro.
Berdasarkan situs web fleur-de-coin.com, kertas euro dibikin dari bahan kapas juga. Bahan bakunya berasal dari tanaman yang didatangkan dari berbagai belahan dunia. Seperti Amerika Selatan, Afrika, dan Stepa Asia Tengah.
Bahan tersebut dari daerah asalnya masih dalam bentuk bahan baku. Setelah sampai ke Eropa barulah dibuat menjadi serat seperti bahan kaos. Namun, serat tersebut ukurannya pendek-pendek sehingga tidak bisa ditenun untuk dijadikan kain.
Baca: Mengenal mata uang negara-negara Uni Eropa
3. Negara Ukraina
Meski terletak di Benua Eropa, Ukraina tidak gabung dengan organisasi Uni Eropa. Otomatis warga sana setiap hari transaksinya menggunakan mata uang sendiri yang bernama hryvnia. Dengan kata lain, negara yang berbatasan dengan Rusia itu bukan bagian eurozone alias kawasan pengguna mata uang euro.
Sebelum Maret 2016, sebenarnya uang kertas hryvnia Ukraina dibuat dari kapas juga. Bahannya diimpor dari luar negeri yang membuat proses produksi jadi lebih mahal. Demi menekan biaya, kini kertas hryvnia diganti bahannya menjadi kain linen. Keputusan ini diambil untuk mendukung produsen kain linen dalam negeri juga.
4. Negara Jepang
Uang kertas yen Jepang terkenal akan kualitasnya yang baik. Bagaimana tidak, selain memiliki warna sangat bagus, teksturnya juga unik. Saat dicari info lebih jauh, katanya di sana jarang sekali ada uang lecek, lusuh, atau kerusakan lain meski peredaran sudah bertahun-tahun lamanya.
Ternyata, bahan pembuatan menjadi salah satu rahasianya agar uang yang diciptakan memiliki kualitas baik. Bahan tersebut bernama mitsumata. Jika Anda penasaran, bahan ini adalah campuran dari tanaman Edgeworthia papyrifera, bubur kertas dari serat pohon pisang abaka, dan beberapa jenis bahan tambahan lain.
Negari Matahari Terbit itu sendiri memperdayakan mitsumata sudah dari dulu. Kertas Jepang washi yang terkenal itu juga menggunakan bahan baku ini. Sedangkan penggunaan untuk uang dimulai sejak 1879 hingga sekarang.
5. Negara India
Hampir sama seperti di atas. Uang resmi Negara India yang bernama rupee terbuat dari bahan kertas dicampurkan kapas juga. Lebih tepatnya, bahan yang dinamakan kertas pati itu ditambahkan lagi dengan serat tekstil. Tentu saja tujuannya agar lebih kuat.
Sewaktu proses produksi, bahan-bahan di atas juga ditambahkan pewarna khusus agar tidak mudah dipalsukan. Tidak berhenti sampai situ, agar keawetannya meningkat, negara pemilik bangunan Taj Mahal itu menambahkan gelatin saat proses peleburan pembuatan uangnya.
Selanjutnya baca: Bahan pembuatan uang kertas dolar Amerika Serikat dari serat pohon pisang abaka