Angpau atau biasa disebut angpao adalah sebuah tradisi asal Tiongkok untuk bagi-bagi rezeki saat tahun baru Cina (Imlek) atau perayaan lain. Rezeki yang dibagikan berupa uang dengan dibungkus amplop berwarna merah.

Seiring perkembangan zaman, orang Tionghoa banyak menyebar ke berbagai negara. Budaya angpau pun ikut terbawa. Di tempat baru, khususnya Asia Tenggara, angpau akhirnya tidak hanya terkenal, tetapi juga diadaptasi masyarakat lokal. Tidak terkecuali umat muslim atau penganut agama Islam.

Baca juga: Angpao, angpau, atau ampau penulisan yang benar?

Warna amplop angpau lebaran Idulfitri bukan merah lagi, melainkan hijau

Bagaimanapun, berbagi rezeki saat hari besar adalah hal baik. Dalam ajaran Islam sendiri merupakan anjuran dan pelakunya dijanjikan pahala. Dan beramal sedekah dengan uang ditutupi/dibungkus amplop justru lebih baik daripada terlihat orang lain yang seolah-olah sengaja pamer kebaikan (riya’).

Meski begitu, mereka mengadopsi budaya angpau tidak begitu saja. Jika warga Tionghoa menggunakan warna merah sebagai lambang keberuntungan, muslim Asia Tenggara menggantinya dengan hijau sebagai asosiasi surga. Kemudian, penggunaan huruf Cina juga diganti menjadi huruf lokal atau bahkan hijaiah (abjad Arab). Bunyi tulisannya antara lain “Selamat Idulfitri, minal ‘aidin wal-faizin, mohon maaf lahir dan batin” dan sebagainya.

Lalu, waktu pembagiannya juga dibedakan. Warga Tionghoa jelas pada saat tahun baru Imlek, perayaan pernikahan, dan sebagainya. Sedangkan muslim Asia Tenggara pada hari raya Idulfitri. Orang yang dibagi baru sedikit sama, biasanya kepada anak, cucu, saudara, dan anak-anak tetangga, serta orang yang membutuhkan.

Berapa jumlah uang isi amplop hijau atau angpau lebaran Idulfitri? Isinya tidak sama. Penentuannya bermacam-macam. Di antaranya tergantung kemampuan atau keikhlasan pemberi, dan kepada siapa angpau akan diberikan. Atau bisa juga berdasarkan kebutuhan. Seperti zakat (jumlahnya sesuai aturan zakat) atau THR (tunjangan hari raya) dari bos kepada karyawan.

Baca juga: Hukum menukar uang baru untuk keperluan lebaran Idulfitri berdasarkan agama Islam

Nama-nama sebutan amplop hijau atau angpau Idulfitri di berbagai negara

Di Indonesia, nama dan fungsinya sudah dijelaskan uangindonesia.com di atas. Masyarakat di sini menyebut amplop hijau dengan nama angpau lebaran atau angpau Idulfitri. Kegunaannya untuk membungkus uang amal yang akan dibagikan saat hari raya agama Islam. Jumlah isinya bermacam-macam tergantung kemampuan dan keikhlasan pemberi. Kadang disesuaikan besaran zakat atau sejumlah uang THR yang harus atasan kasih kepada anak buah.

Di Negara Malaysia, amplop angpau warna hijau lebih populer disebut sampul hijau. Penggunaannya sama seperti di Indonesia, pada saat Idulfitri dan dibagikan tidak hanya kepada tamu miskin, tetapi juga orang kelas menengah bahkan atas. Jumlah uang isinya tergantung kemampuan dan keikhlasan pemberi.

Selain di Indonesia dan Malaysia, amplop hijau atau angpau Idulfitri juga marak digunakan umat muslim di Brunei Darussalam dan Singapura.

Di Filipina, tradisi angpau diadaptasi warga pribumi untuk perayaan ulang tahun. Tidak hanya itu, angpau di sana juga dibagi-bagikan pada saat hari Natal, terutama saat pemberian aguinaldo.

Di Jepang dan Korea Selatan, angpau bukan lagi warna merah ataupun hijau, melainkan putih. Negara Korea Selatan menyebutnya sae bae don, sedangkan Jepang otoshidama. Khusus di Jepang, waktu pembagiannya pada saat perayaan tahun baru Jepang. Untuk dikasihkan kepada pengantin saat pernikahan, amplop tidak dilem, tetapi dilipat dan dihiasi pita.

Selanjutnya baca: Nama-nama kertas bahan baku pembuatan uang di berbagai negara.

Author

Orang kaya memiliki TV kecil dan perpustakaan besar. Sedangkan orang miskin memiliki perpustakaan kecil dan TV besar. (Zig Ziglar)

Write A Comment