Pernah menukar rupiah dengan uang asing atau sebaliknya di bank atau money changer? Jika iya, pasti pernah mendengar ada yang namanya kurs jual dan kurs beli. Jika belum, saya yakin setidaknya pernah melihat tulisan itu. Contohnya, di halaman website resmi BCA. Di situ akan tertera seperti gambar di atas.

Bagi yang belum paham, pasti akan bingung, “Bukannya nilai kurs cuma ada satu? Seperti misalnya 1 USD = 13.150 rupiah. Lantas, apa maksud dan penjelasan kurs jual dan kurs beli itu?” Mumpung lagi baik hati, hehe, baiklah kali ini uangindonesia.com akan coba membahasnya dengan bahasa yang mudah dipahami, agar orang awam sekalipun gampang mengerti.

Apa maksud kurs jual dan beli?

Sebenarnya, hal ini erat kaitannya dengan tukar-menukar uang asing di bank atau tempat penukaran uang (money changer). Agar lebih gampang memahami, antara kurs jual dan kurs beli selalu diartikan dari sudut pandang mereka, selaku penyedia jasa, bukan kita sebagai orang yang butuh jasa.

Jadi, penjelasannya adalah,

  • Kurs jual yaitu kurs yang digunakan apabila bank atau money changer menjual uang asing (valuta asing/valas) atau apabila kita akan menukarkan rupiah dengan uang asing yang kita butuhkan.
  • Kurs beli adalah kurs yang digunakan apabila bank atau money changer membeli uang asing atau apabila kita akan menukarkan uang asing yang kita miliki dengan rupiah.

Contoh kurs jual

Budi akan liburan ke Eropa. Karena mata uang yang berlaku di mayoritas negara sana euro, maka Budi harus membawa mata uang tersebut. Untuk mendapatkannya, Budi menukarkan rupiah yang dimilikinya di bank atau money changer.

Tepat di waktu Budi menukarkan uang, harga kurs jual 1 EUR = Rp15.000,00. Sedangkan kurs beli 1 EUR = Rp14.000,00. Karena Budi pemilik rupiah, sedangkan bank atau money changer yang akan menjual uang asingnya, maka dalam kondisi ini yang berlaku kurs jual.

Jadi, berapa euro yang akan Budi dapatkan jika menukarkan 60 juta rupiah?
[Jawab] Rp60.000.000,00 : Rp15.000,00 = €4.000.

Baca juga: Mengenal mata uang euro negara-negara Benua Eropa

Contoh kurs beli

Sepulang dari Eropa, ternyata uang Budi masih sisa 100 euro. Agar bisa digunakan untuk belanja di sini, apalagi di Indonesia sendiri ada aturan transaksi tidak boleh menggunakan mata uang asing, maka Budi ingin menukarkan kembali sisa uangnya dengan rupiah.

Anggap saja, kurs jual dan kurs beli euro terhadap rupiah stabil atau masih sama saat sebelum Budi liburan. Berapa rupiah yang akan Budi dapatkan saat menukar 100 euro?

Karena dalam kasus ini Budi sebagai pihak yang akan menukar uang asing, sementara bank atau money changer sebagai pembeli, maka yang berlaku adalah kurs beli. Jadi jawabannya tinggal hitung saja €100 x Rp14.000,00 = Rp1.400.000,00.

Baca juga: Syarat menggunakan uang asing di wilayah NKRI

Selain kurs jual dan kurs beli, ada satu lagi, namanya yaitu kurs tengah

Di mana-mana umumnya kurs jual lebih tinggi atau lebih mahal dari kurs beli. Hal ini agar pehitungannya terdapat selisih. Dari sinilah penyedia jasa penukaran uang asing / kurs valuta asing mendapatkan keuntungan.

Selain kurs jual dan kurs beli yang nilainya beda, ada satu lagi jenis kurs, yaitu kurs tengah. Apakah itu? Iyalah kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua).

Saat Anda melihat daftar kurs mata uang asing di koran, TV, atau internet, dan di sana tidak ada detail kurs jual dan kurs beli, berarti nilai kurs tersebut adalah kurs tengah.

Baca juga: Mengapa nama dan harga kurs mata uang negara-negara di dunia bisa beda-beda?

Bagaimana, apakah penjelasan di atas sudah membuat Anda paham arti dan maksud kurs jual dan beli? Saya harap sudah, karena sangat gampang. Namun bila tetap ada yang belum mengerti, mungkin dikarenakan tulisan saya yang ribet, silakan menanyakan lagi di kolom komentar bawah ini. Kalau bisa, saya akan coba jawab secepat mungkin.

Author

Orang kaya memiliki TV kecil dan perpustakaan besar. Sedangkan orang miskin memiliki perpustakaan kecil dan TV besar. (Zig Ziglar)

Write A Comment