Uang kertas Indonesia ternyata tidak dicetak dengan kertas biasa, melainkan kapas. Itulah sebabnya lebih kuat dan tidak mudah hancur meski ditarik, dilipat, atau ikut terendam di saku celana saat mencuci pakaian. Lalu bagaimana dengan bahan pembuatan uang logam atau koin?

Sesuai namanya, bahan pembuatan uang logam iyalah dari logam. Namun mineral keras dan tidak tembus pandang itu banyak macamnya. Dan untuk uang koin Indonesia, logam jenis apa sajakah yang dipakai sebagai bahan dasar pencetakannya?

Bahan pembuatan uang logam rupiah dari aluminium, kuningan, dan nikel

Setelah uangindonesia.com baca kembali artikel uang logam Indonesia dari masa ke masa dengan teliti, akhirnya dapat kesimpulan bahwa uang koin kita setidaknya terbuat dari 3 jenis bahan dasar. Yaitu:

  • Aluminium

Logam yang satu ini mempunyai penampakan warna abu-abu perak metalik. Meski bukan tergolong logam berat, tapi mempunyai sifat kuat meski berbobot ringan.

Uang logam rupiah paling banyak dicetak dengan bahan aluminium. Dari koin yang pertama Negara bikin, sampai keluaran yang saat ini masih beredar pun terbuat dari bahan ini.

Berikut beberapa pecahan uang logam rupiah yang dibikin dengan bahan unsur kimia dengan nomor atom 13 ini:

[table style=”table-bordered”]

 Nominal / Pecahan  Emisi / Tahun diterbitkan
 1 sen  1952
 5 sen  1951, 1954
 10 sen  1951, 1954, 1957
 25 sen  1952, 1955, 1957
 50 sen  1958, 1959, 1961
 1 rupiah  1970
 2 rupiah  1970
 5 rupiah  1970
 5 rupiah  1974, 1995, 1997
 10 rupiah  1979
  25 rupiah  1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996
 50 rupiah  1999, 2001, 2002
 100 rupiah  1999, 2000, 2001, 2002, 2003, 2004, 2005
 200 rupiah  2003
 500 rupiah  2003

[/table]

Baca juga: Uang logam kuno Indonesia ada huruf Arab? Ini penjelasannya

  • Nikel

Dibanding bahan alumunium, uang logam bahan nikel mempunyai bobot lebih berat dan terlihat lebih padat. Penampakan duit dengan bahan ini berwarna perak metalik.

Dalam keadaan murni, sifat nikel sebenarnya lembek. Namun jika dicampur bahan lain menghasilkan logam yang keras dan anti karat. Jumlah koin rupiah yang tercetak dengan bahan ini lebih sedikit.

Beberapa uang logam Indonesia yang dicetak dengan bahan nikel, adalah:

[table style=”table-bordered”]

 Nominal /Pecahan  Emisi / Tahun diterbitkan
 50 sen seri Diponegoro  1952, 1954, 1955, 1957
 10 rupiah  1971
 25 rupiah  1971
 50 rupiah  1971
 100 rupiah tebal  1973
 100 rupiah tipis  1978
 1.000 rupiah  2010
    • [/table]
  • Kuningan

Logam kuningan merupakan paduan dari tembaga dan logam seng. Uang koin yang terbuat dari bahan ini memiliki penampilan kuning keemasan.

Pecahan-pecahan koin rupiah yang terbuat dari bahan ini adalah:

[table style=”table-bordered”]

 Nominal / Pecahan  Emisi / Tahun diterbitkan
 10 rupiah  1974
 50 rupiah  1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997, 1998
 100 rupiah  1991, 1992, 1993, 1994, 1995, 1996, 1997, 1998
 500 rupiah  1991, 1992
 500 rupiah  1997, 2000, 2001, 2002, 2003
    • [/table]
  • Bimetal

Uang logam bimetal adalah uang koin yang tercetak dari 2 bahan. Pada uang Indonesia, contohnya adalah pecahan 1.000 rupiah emisi 1993, 1994, 1995, 1996, 1997 dan 2000. Lihat gambar di atas untuk lebih jelasnya.

Pada bagian cincin (luar), terbuat dari bahan nikel. Sedangkan dalamnya yang berwarna keemasan dibikin dengan bahan kuningan.

Baca juga: Benarkah uang kertas Indonesia benar-benar terbuat dari bahan kertas?

Uang logam rupiah Indonesia yang terbuat dari emas

Sempat tersiar kabar bahwa uang pecahan 500 rupiah yang diterbitkan 1991 terkandung bahan emas. Akibatnya sempat heboh. Waktu itu banyak masyarakat yang memilikinya. Selain buat alat tukar, tidak jarang yang dibikin cincin dengan cara dilubangi lalu dihaluskan. Tapi faktanya, bahan tersebut hanyalah alumunium brown.

Namun kalau ditanya, adakah uang logam Indonesia yang benar-benar terbuat dari bahan emas? Jawabannya ada. Tapi biasanya dicetak dalam jumlah terbatas, tidak digunakan untuk alat tukar jual beli, dan diproduksi hanya untuk peringatan hari besar tertentu saja. Besok-besok deh uangindonesia.com akan bahas tentang ini.

Author

Orang kaya memiliki TV kecil dan perpustakaan besar. Sedangkan orang miskin memiliki perpustakaan kecil dan TV besar. (Zig Ziglar)

Write A Comment