Kerugiannya tidak sedikit jika di negara kita banyak beredar uang palsu. Untuk mencegah hal ini, Selain Bank Indonesia (BI) mencetak uang dengan unsur pengaman bermacam-macam, negara juga mengancam hukuman berat kepada pembuat dan pengedar uang palsu.
Kemudian, dari pihak masyarakat juga sering diingatkan agar hati-hati menerima uang. Mereka diharuskan meneliti dengan teknik 3D terlebih dahulu sebelum memasukkan “lembaran kertas” itu ke kantong. Jika mendapati warna kusam, kertas kasar, water mark aneh, dan benang pengaman mencurigakan, lebih baik tolak dan minta uang lain saja.
Baca juga: Cara kerja dan harga alat deteksi uang palsu lampu ultraviolet
Teknik 3D yang dimaksud adalah dilihat, diraba, dan diterawang. Ya, teknik dasar ini disosialisasikan secara umum baik melalui televisi atau media lain. Dengan begitu, apa dan bagaimana fitur pengaman uang asli bisa diketahui semua orang, termasuk juga pelaku pembuat uang palsu itu sendiri. Wah, justru bahaya dong? Pemalsu bisa menyontek lalu uang ciptaannya dibuat sedemikian rupa agar tampak seperti asli meski sudah diamati 3D.
Tiga unsur pengaman uang kertas rupiah
Tenang, tidak perlu khawatir berlebihan. Menurut Direktur Eksekutif Pengelolaan Uang BI Suhaedi, rupiah memiliki sistem pengaman sampai tiga level. Dari ketiganya, tidak semua bisa diamati dengan 3D. Sebagian ada yang perlu alat lampu ultraviolet, dan sebagian lagi menggunakan mesin khusus yang hanya dimiliki Bank Sentral.
Apa sajakah ketiga level fitur tersebut? Berikut ini penjelasannya.
- Unsur pengaman uang rupiah secara terbuka
Level pertama ini bisa dikenali ciri-ciri keasliannya tanpa memerlukan alat bantu. Teknik 3D (dilihat, diraba, dan diterawang) contohnya. Setiap orang bisa mengetahuinya. - Unsur pengaman uang rupiah semi tertutup (semi covered)
Level kedua ini adalah fitur pengaman yang bisa dideteksi dengan alat bantu sederhana. Contohnya kaca pembesar dan lampu ultraviolet. Sifatnya sama seperti di atas, semua orang boleh mengetahuinya. - Unsur pengaman uang secara tertutup
Level terakhir adalah pengaman yang hanya dapat dideteksi menggunakan alat khusus (mesin sortasi yang dimiliki Bank Sentral/peralatan laboratorium forensik). Nah level inilah yang sifatnya rahasia dan hanya diketahui oleh institusi penerbit uang. Dengan begitu, keamanannya terjamin.
Artikel terkait: Cara mengetahui uang asli atau palsu versi orang bodoh
Mengapa uangindonesia.com membahas unsur pengaman di atas hanya pada uang kertas saja, kenapa tidak uang logam sekalian? Alasannya karena uang kertaslah yang lebih banyak dipalsukan. Uang logam jarang, mungkin karena nominalnya kecil-kecil sehingga tidak menguntungkan. Kalau pun ada, biasanya pada koin kuno dan dijual kepada kolektor.