Jika anda iseng-iseng baca tips aman transaksi menggunakan ATM, kebanyakan orang menganjurkan untuk mengganti PIN secara berkala, baik sebulan sekali, dua bulan sekali, dan maksimal tiga bulan sekali. Jangankan tips yang anda dapatkan dari internet, dari pihak banknya pun himbauannya juga kurang lebih begitu. Hmmm, kira-kira mengapa ya?

Mengganti PIN ATM sejatinya bukanlah hal yang sulit, namun kalau harus menggantinya sebulan sekali otomatis kita harus memperbaharui ingatan otak kita akan nomor PIN, lupakan yang lama dan mulai ingat-ingat yang baru. Faktanya hal ini lebih sulit dari pada kita hanya mengingat satu kombinasi 6 digit PIN dari awal bikin sampai sekarang. Tapi bagaimanapun juga anjuran ganti pin berkala adalah dengan dalih demi keamanan. Apa hubungannya? Satu kali ganti PIN saja asal kita jaga kerahasiaannya, jangan sampai orang lain mengetahuinya, saya rasa aman-aman saja kok. Tapi apa hanya perasaan saja ya, alias sebenarnya gak?

Alasan mengapa harus ganti PIN ATM secara berkala

Seperti kita ketahui kartu ATM alias debit card dari bank manapun yang di Indonesia yang beredar saat ini kebanyakan masih menggunakan teknologi pita magnetik. Itu loh bagian warna hitam pada salah satu sisi yang posisinya berada di bawah sewaktu kartu mau di masukan ke mesin. Teknologi macam ini dianggap belum canggih tidak seperti teknologi chip. Chip sendiri bisa anda lihat contohnya pada kartu kredit atapun kartu debit milik orang luar negeri.

Baca selanjutnya: Perbedaan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit.

Perbedaan pita magnetik dengan chip adalah: data yang tersimpan pada pita magnetik lebih mudah untuk diduplikat atau dicopy. Sehingga apabila data pada kartu ATM anda dicopy oleh orang yang berniat melakukan kejahatan dan dia mencari tau PIN anda, bisa saja saldo anda dikuras habis olehnya.

Kalau masih bingung, kira-kira begini proses penjahat mengcopy data kartu debit anda: Penjahat menggunakan alat dulikat data yang bentuknya tipis namun canggih. Alat tersebut dipasang dengan cara dimasukan ke lubang yang biasa tempat anda masukan kartu ATM sewaktu hendak tarik tunai atau transaksi lainnya. Disamping itu penjahat juga memasang kamera pengintai kecil yang mungkin keberadaannya tidak anda sadari. Fungsi kamera tersebut adalah untuk melihat gerakan tangan anda sewaktu ketik PIN.

Nah dari dua alat tersebut (alat duplikat dan kamera) penjahat berhasil mendapatkan salinan data kartu ATM anda sekaligus PIN nya. Kalau sudah begini, maka sudah pasti penjahat bisa melakukan apa saja yang dia mau tapi tidak anda inginkan, menghabiskan saldo misalnya. Dengan anda mengganti nomor PIN secara berkala, diharapkan meskipun penjahat memiliki salinan data kartu debit, tapi tidak mengetahui PINnya. Gitu sih dari beberapa sumber info yang berhasil saya cari sana-sini.

Amankah bila tidak mengganti PIN ATM secara berkala?

Dulu waktu himbauan ini baru-baru mulai disebarkan, mesin ATM sendiri diprogram sedemikian rupa biar kalau orang memasukan kartu ATM yang sudah lama tidak ganti PIN, akan secara otomatis ‘memaksa’ orang tersebut untuk menggantinya. Saya ingat betul waktu itu saat menggunakan kartu BRI. Sudah lama tidak pernah dipakai, tapi berhubung ada kebutuhan mendadak, akhirnya berniat mau tarik tunai pakai kartu tersebut.

Kalau biasanya sesaat memasukan kartu kita dikasih pilihan untuk memilih bahasa, waktu itu tiba-tiba saja layar monitor muncul tulisan bahwa saya harus mengganti PIN lama ke baru. Akhirnya saya ikuti saja untuk menggantinya. Soalnya, kalau tidak, maka kartu ATM tidak bisa digunakan dengan semestinya. Masalah ini selesai.

Namun masalah lain yang muncul adalah otak saya tidak begitu tajam untuk mengingat-ingat PIN yang gonta-ganti. Alhasil beberapa minggu kemudian sewaktu saya kembali butuh tarik tunai, saya lupa PIN ATM saya. Benar-benar tidak ingat sama sekali, saya hanya ingat PIN yang pertama dulu tapi sudah tidak berlaku lagi. Akhirnya setelah 3 kali coba-coba masukin PIN tapi salah, maka ATM pun sukses terblokir.

Besoknya saya datang ke kantor cabang BRI terdekat untuk mengurusnya. Meskipun kalau persyaratannya yang berupa KTP, kartu ATM yang terblokir, dan buku tabungan sebagai bukti kepimilikan rekening, terpenuhi prosesnya menjadi gampang, tapi bagi saya datang kesana itu lumayan buang-buang waktu juga. Maklum, saya orangnya sok sibuk hehe.

Merasa tidak nyaman seperti itu, akhirnya saya ambil semua saldo di BRI dan berniat ingin ganti buka rekening ke BCA saja. Apalagi saya saat itu tergiur teman, katanya pelayanan di BCA sangat memuaskan meskipun biaya administrasi bulanannya lebih besar. Setelah saya resmi jadi nasabah BCA, saya tau saat itu ATM BCA tidak diprogram seperti BRI pada saat itu.

Namun kemarin-kemarin saat saya bantu ibu tarik tunai menggunakan ATM BRI-nya, saat ini mesin ATM BRI tidak memaksa untuk ganti PIN secara berkala meskipun PIN ibu sudah hampir setahun tidak pernah diubah.

Saya sendiri di BCA juga tidak pernah gonta-ganti PIN sebulan atau dua bulan sekali. Alhamdulillah sampai saat ini saya aman-aman saja dan berharap sampai kapanpun akan tetap aman. Tapi biar bagaimanapun mungkin tindakan saya tidak benar dan tidak patut dicontoh. Jadi saya di sini pun tidak menganjurkan anda mengikuti langkah saya.

Pita magnetik pada kartu ATM akan diganti dengan chip

Kabar baiknya adalah dengar-dengar pada bulan Januari tahun depan alias 2016, BI akan mengeluarkan aturan semua kartu ATM yang diterbitkan oleh bank di Indonesia harus menggunakan teknologi chip. Kalau hal ini benar terlaksana, mungkin nasabah tidak akan ‘dibebani’ untuk mengganti PIN pada kartu ATMnya secara berkala. Semoga saja segera terwujud secepatnya….

Author

Orang kaya memiliki TV kecil dan perpustakaan besar. Sedangkan orang miskin memiliki perpustakaan kecil dan TV besar. (Zig Ziglar)

Write A Comment