Pengertian dan perbedaan bank konvensional dengan bank syariah – Di blog uangindonesia.com sudah cukup banyak artikel yang membahas cara dan syarat pembuatan rekening tabungan baik di bank konvensional maupun syariah. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Namun soal biaya administrasi bulanan, di bank syariah biasanya lebih murah. Bagaimana soal fitur dan layanan? Sebenarnya di bank syariah ada juga yang memberikan fitur lengkap. Anda harus pintar-pintar memilih atau rajin membaca blog ini. Tapi kebanyakan sih bank konvensional yang memberikan fasilitas perbankan lebih banyak.

Makin bingung lebih baik menabung di bank mana? Tenang saja, kali ini saya akan membahas pengertian dan perbedaan bank konvensional dengan bank syariah. Semoga tulisan berikut bisa bermanfaat menambah pengetahuan dan dapat membantu Anda mengatasi kebingungan saat mau memutuskan pilihan.

Pengertian bank konvensional

Gampangnya, bank konvensional bisa kita definisikan sebagai bank umum. Contoh dari bank konvensional misalnya BCA, BNI, BRI, MANDIRI, dan sebagainya. Sudah pada tau kan bank-bank tersebut menjalankan operasinya secara konvensional menerapkan sistem bunga. Besaran bunga sudah diatur berdasarkan prosedur dan ketentuan yang sudah ditetapkan.

Pengertian bank syariah

Berbeda dengan bank konvensional yang menerapkan bunga, di bank syariah, dasar yang digunakan untuk menjalankan operasinya atas hukum agama islam. Seperti kita ketahui dalam agama ini sebagian ulama berpendapat hukum riba adalah haram, atau setidaknya sebaiknya dihindari.

Bagaimana bank syariah bisa memperoleh keuntungan? Caranya iyalah uang tabungan dari nasabah dibuat untuk usaha. Tentunya usaha yang sesuai agama islam baik. Lalu bila usahanya memperoleh hasil, keuntungan tersebut dibagi antara pihak bank dan nasabah yang disebut nisbah.

Bunga pada bank konvensional tidak sama dengan nisbah pada bank syariah. Bunga sudah ditentutan tetap. Pihak bank, mau rugi atau untung banyak harus membayar sejumlah bunga yang didapat nasabah tersebut. Sedangkan perhitungan nisbah pada bank syariah tidak seperti itu. Dari awal memang sudah ada perjanjian persentase (misal, bank 80% dan nasabah 20%). Jadi seandainya usaha yang menggunakan modal milik nasabah memperoleh keuntungan besar, nasabah bisa mendapatkan bagi hasil yang lebih banyak juga. Kalau sedikit ya sedikit. Tidak menentu.

Tidak semua nasabah bank syariah bisa memperoleh nisbah. Ini tergantung pada akad saat pembukaan rekening. Akad yang paling umum digunakan iyalah wadiah (titipan) dan mudharabah (bagi hasil). Jadi untuk nasabah yang memilih akad wadiah hanya memperoleh jaminan titipan uang yang ditabung aman, bisa diambil kapan saja, dan menikmati fasilitas bank yang disediakan. Meski demikian kadang-kadang pihak bank juga memberikan bonus sesuai kerelaan dan kebijakan masing-masing bank.

Lebih lanjut mengenai ini, silakan baca: Pengertian dan perbedaan akad wadiah dan mudharabah pada bank syariah

Oh ya, penamaan bank syariah ini hanya di Indonesia saja. Di tempat lain bank seperti ini lebih terkenal dengan nama bank islam. Contoh bank syariah misalnya bank muamalat / muamalah, BNI syariah (iB nasabah), BCA Syariah, BRI Syariah (BRIS), Bank Syariah Mandiri (BSM), dan sebagainya.

Perbedaan bank konvensional dengan bank syariah

Setelah mengetahui contoh dan pengertian bank konvensional, sekarang kita bahas perbedaannya bila dibanding dengan bank syariah. Di atas sebenarnya sudah bisa diketahui salah satunya. Namun kalau harus dicermati lebih detail, setidaknya ada 5 hal perbedaan itu.

  • Akad

Akad di sini adalah perjanjian antara nasabah dengan pihak bank. Akad pada bank konvensional berpatokan hukum positif, sedangkan bank syariah berdasarkan hukum agama islam. Ya seperti akad wadiah dan mudharabah di atas contohnya.

  • Bunga dan bagi hasil

Perbedaan bank konvensional dengan bank syariah pada poin kedua ini juga sudah cukup singkat dijelaskan di atas. Bank umum menerapkan sistem bunga yang jumlahnya ditetapkan sekian persen dari saldo nasabah. Jumlah bunga ini tidak terpengaruh apakah pihak bank memperoleh laba banyak atau bahkan justru rugi.

Sedangkan bagi bank syariah, sistem bunga seperti itu adalah riba yang harus dihindari oleh umat muslim. Sebagai gantinya, bank islami ini menerapkan sistem nisbah pada akad mudharabah dan bonus untuk akad wadiah.

  • Dewan pengawas

Agar memperoleh keuntungan, pihak bank menggunakan uang nasabah untuk modal usaha. Di bank syariah diwajibkan adanya dewan pengawas untuk mengawasi apakah usaha dan operasional yang dilakukan pihak bank sesuai aturan islam atau justru berlawanan. Sedangkan pada bank konvensional tidak harus adanya dewan pengawas seperti ini.

  • Hubungan pihak bank dan nasabah

Hubungan antara pihak bank syariah dengan nasabahnya lebih erat dibanding di bank konvensional. Mengapa? Ya karena bank syariah memperlakukan nasabah sebagai partner atau mitra usaha. Selain itu nasabah bank syariah punya hak untuk tau uang simpanannya digunakan untuk apa saja.

  • Promosi

Promosi yang dilakukan bank syariah biasanya disampaikan kepada masyarakat lebih jelas isinya, transparan dan tidak ambigu. Demikianlah pengertian dan perbedaan bank konvensional dengan bank syariah. Jangan lupa baca artikel menarik lainnya di bawah ini.

Lainnya baca: Cara membuat kartu kredit gampang, cepat, dan tepat sasaran

Author

Orang kaya memiliki TV kecil dan perpustakaan besar. Sedangkan orang miskin memiliki perpustakaan kecil dan TV besar. (Zig Ziglar)

Write A Comment