Jangan heran bila melihat teller bank menghitung uang setumpuk sangat cepat. Uang ditekuk ke atas menjadi dua bagian, lalu jari-jari mereka bergerak dengan cepat seperti mesin hitung. Hasilnya jangan ditanya, akurat dan tidak menghabiskan waktu lama.

Itu teller bank yang memang dituntut memiliki keahlian seperti itu. Namun, bagaimana jika orang awam? Bila tidak terlatih sudah pasti menghitung uang banyak lebih lambat. Ada yang satu per satu dipindahkan dari tangan satu ke tangan lainnya, bahkan ada pula yang lebih parah: per lembar ditaruh ke meja hingga membuatnya acak-acakan.

Ada yang menarik bila diamati lebih jauh. Ternyata, masing-masing negara mempunyai gaya atau kebiasaan menghitung uang dengan cara yang tidak sama. Jadi, tidak hanya mata uangnya, cara menghitungnya juga beda.

Artikel terkait: Cara menghitung uang cepat 5 jari ala teller bank

Apa yang menyebabkan cara hitung uang masing-masing negara bisa beda?

Penyebab perbedaan mungkin dipengaruhi harga tukar uang. Negara miskin pemilik mata murah bisa dipastikan warganya terbiasa menghitung lembaran uang dalam jumlah banyak. Sehingga secara tidak sadar mencari cara menghitung lembaran-lembaran uang dalam waktu relatif singkat.

Apakah benar seperti itu? Yang jelas dipengaruhi oleh generasi sebelumnya. Entah kakek-nenek atau pun orang tua yang mengajari cara menghitung uang. Kemudian anak-cucu melihat dan mencontoh. Lalu, sejauh apakah perbedaan yang dimaksud?

Baca juga: Mengapa mata uang dan harga kurs di dunia beda-beda?

Gaya atau cara menghitung uang dari berbagai macam negara yang berbeda-beda

Perlu diketahui, gaya-gaya berikut hanya sebagian besar saja. Maksudnya tidak semua warga negara yang saya sebutkan pasti begitu.

Jepang, Korea, Tiongkok, dan Singapura

wp_ss_20160905_0001

Negara-negara ini memiliki cara menghitung uang dari salah satu ujung yang sebelumnya sudah ditekuk ke atas jadi dua bagian. Yang berbeda dari teller-bank kebanyakan adalah jari-jari digunakan untuk menghitung. Selain itu, arah tekukan menghadap juga beda.

Afganistan, Iran, India, Tajikistan, dan beberapa Negara Timur Tengah lainnya

wp_ss_20160905_0002

Cara menghitungnya dengan memposisikan uang terbaring miring. Dari bawah, satu tangan memegang salah satu ujung. Kemudian jari tangan lainnya yang digunakan untuk menghitung.

Rusia, Polandia, Mongolia, dan beberapa Negara Eropa Timur

wp_ss_20160905_0003

Cara menghitung uang mereka mirip dengan teller bank yang kita bahas kemarin. Bedanya, ini seperti versi kidalnya. Tangan kanan yang memegang tumpukan uang, sedangkan telunjuk tangan kiri (satu jari saja) yang bergerak-gerak menghitung.

Turkmenistan, Kazakhstan, Pakistan, dan beberapa bagian Turki

wp_ss_20160905_0005

Ini yang di atas saya kata parah. Cara hitung uangnya dengan memindahkan satu per satu dari satu tangan ke tangan lainnya. Sudah begitu, satu per satu pula ditaruh di meja hingga membuatnya berantakan.

Arab Saudi, Irak, Kuwait, Mesir, dan beberapa Negara Arab lainnya

wp_ss_20160905_0006

Hampir sama seperti Jepang, Korea, Tiongkok, dan Singapura. Perbedaannya, salah satu tangan hanya memegang dan tangan lainnya menghitung (keduanya tidak menjepit). Kalau dilihat akan tampak kurang “aman” (gampang jatuh).

Baca juga: Mengenal nama mata uang Israel dari sejarah, gambar, sampai harga kursnya

Afrika

wp_ss_20160905_0007

Tumpukan uang di taruh pada telapak tangan. Posisi uang berbaring menghadap ke atas dan telapak memegang tidak erat tapi tidak lepas juga. Kemudian, jempol dan telunjuk tangan lainnya mempelintir lembaran uang satu per satu seperti buka kartu remi.

Amerika, Kanada, dan Inggris

wp_ss_20160905_0008

Negara-negara maju ini memiliki cara menghitung uang setengah parah juga. Saya katakan setengah karena tidak sampai diletakakkan di atas meja satu per satu. Meski di pindahkan ke tangan lainnya, tapi uang masih tetap dalam genggaman. Jari-jari pada kedua tangan saling membantu, seakan-akan melakukan tugas memberi dan mengambil.

Video cara hitung uang dari beberapa negara yang berbeda

Bingung dengan kata-kata saya di atas? Tidak apa-apa, saya sendiri kesusahan dalam merangkainya menjadi kalimat. Namun, biar tidak menjadi rasa penasaran, berikut saya sertakan videonya. Dengan begini, semoga lebih gampang dipahami.

Nb. Sumber video dari Youtube, dan tidak semua komentar mengiyakan.

Author

Uang tanpa pengetahuan selalu berbahaya. (Napoleon Hill)

Write A Comment